Senin, 08 Maret 2010

tangkuban parahu





aku dan tamanku,serasi ga?banyak sekali hal2 menarik yang kadang terlewatkan untuk diabadikan.disini hanya sebagian kecil yang berhasil saya abadikan dan berbagi dengan anda

sakah satu sisi kawah gunung tangkuban parahu,bagus ya..

hasil yang didapat

Tabel 1. Anggota orchidales yang ditemukan di daerah jelajah
No Genus Spesies
1 Acriopsis Acriopsis javanica
2 Agrostophyllum Agrostophyllum sp1
3 Agrostophyllum sp2
4 Apendiculata Apendiculata ramosa Bl.,Bijdr
5 Angraecum Angraecum mahavahens
6 Bulbophyllum Bulbophyllum vaginatum (Lindl.) Rchb.f
7 Bulbophyllum sp
8 Calanthe Calanthe sp
9 Coelegine Coelegyne incrassata Bl Lindl
10 Dendrobium Dendrobium paniferum J.J.Sm
11 Eria Eria oblitterata
12 Eria sp1
13 Eria sp2
14 Gastrochilus Gastrochilus sororius
15 Nephelaphyllum Nephelaphyllum tenuiflorum Bl.,Bijdr
16 Oncidium Oncidium cebolleta
17 Phalaenopsis Phalaenopsis sumatrana-alba Korth. & Rchb.f
18 Pholidola Pholidota carnea (Bl.) Lindl.
19 Pholidola chinensis Lindl
20 Spatoglotis Spatoglotis sp

kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah satu sumber belajar untuk meningkatkan pemahaman materi pokok fungi pada siswa SMA kelas X semester 1. Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada materi pokok fungi (jamur) menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur, serta peranannya dalam kehidupan.
Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, seorang guru dalam kegiatan belajar-mengajar harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Jadi, metode adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan (Djamarah dan Zain, 2006).
Selian itu guru juga harus pandai dalam memilih sumber belajar. Karena dalam proses belajar mengajar ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik. nilai-nilai itu terambil dari berbagai sumber yang dipakai dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar adalah sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Winataputra dan Ardiwinata, 1991: 165 dalam Djamarah dan Zain, 2006). Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah alam lingkungan (Roestiyah, N.K., 1989: 53 dalam Djamarah dan Zain, 2006). Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran materi Fungi adalah Gunung Betung.
Materi dari hasil penelitian dapat disampaikan dengan metode karya wisata salah satu metode yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung, yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain. Dengan mengamati secara langsung maka anak akan memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya.

Setelah dilakukan perencanaan yang matang, karya wisata dapat dilaksanakan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Sebelum karya wisata dilakukan siswa terlebih dahulu dibagi dalam kelompok kerja dan diberi penjelasan singkat tentang konsep yang akan dipelajari. Pada saat pelaksanaan siswa secara langsung melakukan penjelajahan dan pangamatan langsung pada objek di Gunung Betung di ketinggian 600 m dpl.

Dilokasi siswa langsung melaksanakan pengamatan dengan menggunakan LKS dan hasil penelitian sebagai penuntun kerja dan penunjang. Menurut Sudjana (1991) penyampaian materi dengan menggunakan LKS menyebabkan siswa menjadi lebih aktif. Dengan demikian hasil belajar siswa diharapkan menjadi lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan media tersebut. Siswa menginventarisasi jamur, kemudian mangamati bagaimana ciri-ciri jamur yang ditemukan selanjutnya didiskusikan untuk mencari klasifikasi dan peranan jamur tersebut di alam khususnya di Gunung Betung. Setelah mendapatkan hasil, siswa dituntut dapat mengkomunikasikan laporan hasil pengamatannya.

Pada akhir kegiatan belajar mengajar dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetaui tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan. Evaluasi diberikan dalam bentuk soal yang berisi pertanyaan mengenai ciri-ciri dan peranannya bagi kehidupan.

taman hutan raya

Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam yang ditujukan untuk mengoleksi tumbuhan dan/atau satwa alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi. Indonesia telah menetapkan luas Taman Hutan Raya sebesar 237.373,50 hektar yang tersebar di 11 lokasi, antara lain: Sumatra, Jawa Barat, JawaTimur, Kalsel, Bali, Sulawesi, dan NTT (Arief, 2005 : 75).Hutan Konservasi Gunung Betung atau lebih dikenal dengan nama Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman ( Tahura War ) merupakan salah satu kawasan hutan konservasi di Propinsi Lampung. Dijadikannya hutan ini sebagai hutan konservasi ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 408 tahun 1993. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2001, pengelolaan kawasan hutan tersebut dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Propinsi dengan Surat Keputusan Gubernur No. 3 Tahun 2001. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang ditugaskan mengelola hutan ini adalah UPTD Taman Hutan Raya Wan Abdurahman (Dephut, 2007 : 2).

Letak kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman terletak disebelah barat Kotamadya Bandar Lampung, secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Teluk Betung Barat dan Tanjung Karang Barat (Kotamadya Bandar Lampung), Kecamatan Padang Cermin, Way Lima, Kedondong dan Gedung Tataan, Kabupaten Lampung Selatan (Dephut, 2007 : 2).

Luas Gunung Betung Tahura WAR adalah 900 Ha. Secara geografis Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman terletak pada 050 .18 sampai 050.29’ LS dan 1050.02’ sampai 1050.14’ BT. Iklim pada kawasan ini adalah iklim tipe B dengan curah hujan sebesar lebih kurang dari 1.106 mm/tahun (BPP Stasiun Pengamatan Padang Cermin, Lampung Selatan). Topografi kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman ini adalah sebagian kecil datar sampai landai dan sebagian besar bergelombang sampai dengan bergunung-gunung dengan ketinggian 1240 - 1681 m dpl (Dephut,2007 : 2).

Kawasan ini memiliki tipe iklim B menurut klasifikasi iklim Schmitd-Ferguson. Rata-rata jumlah hari hujan berkisar antara 4,7 hari/bulan (September) sampai 17,8 hari/bulan (Januari), dengan suhu rata-rata tahunan berkisar antara 20,8 oC – 22,5 oC. Secara hidrologis Tahura WAR berperan sebagai cathcmen area (serapan air) bagi daerah Bandar lampung dan sekitarnya. PDAM Way Rilau memanfaatkan sumber air dari daerah ini. Berdasarkan wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), Tahura WAR termasuk kedalam DAS Way Sekampung. Selain itu juga terdapat 64 buah air terjun di kawasan ini, diantaranya air terjun Pantries, Fajar Bulan, Talang Mulya, Talang Curup, Talang Mesir, Talang Teluk, Talang Rabun, Sinar Tiga, Bidadari, dan Penyarian (Dephut,2007 : 2).

pengumpulan data

Survei inventarisasi Orchidae dilakukan untuk mengenali spesies Orchidae yang ada di Tahura WAR Gunung Pesawaran. Luas hutan primer gunung pesawaran adalah ± 667.315 m2 (Anonim, 2008; 1) jadi luas plot pengamatan adalah 66.7315 m2 atau 67.000 m2 luas ini adalah 10% dari total luas hutan primer pesawaran.

Metode survei yang dilakukan adalah metode jelajah, menulusuri rute jalan setapak di Tahura WAR Gunung Pesawaran sepanjang 15 km (list transek). Pada penelitian ini menggunakan 3 transek. Panjang tiap transek adalah ±5 km mengikuti jalur jalan setapak dimulai dari awal memasuki lokasi penelitian. Tiap transek dibagi menjadi 5 plot. Setiap 1.000 m dibuat plot-plot tegak lurus sepanjang 50 m ke kanan dan 50 m ke kiri. Gambar transek dapat dilihat pada gambar 7.
5.000 m



Pengambilan data dilakukan dengan pegamatan langsung terhadap setiap angggrek yang ditemukan pada daerah jelajah dicatat ciri-ciri morfologinya. Selanjutnya melakukan dokumentasi, dengan cara melakukan pemotretan sampel dan kondisi lingkungan sekitarnya dengan menggunakan kamera digital, serta melakukan pengukuran kondisi lingkungan yaitu Intensitas cahaya, kelembaban udara, dan suhu. Kelembaban udara diukur dengan menggunakan higrometer, suhu diukur menggunakan termometer, dan Intensitas cahaya diukur dengan luxmeter. Sebelum dilakukan pengukuran dilakukan kalibrasi alat. Pengukuran kondisi lingkungan dilakukan dengan tiga kali pengulangan, sebelum dilakukan pengukuran dilakukan kalibrasi alat.

abtrak

ABSTRAK
INVENTARISASI ORCHIDALES DI GUNUNG PESAWARAN TAMAN
HUTAN RAYA WAN ABDURRAHMAN BANDAR LAMPUNG
(Sebagai Bahan Pengayaan Materi Keanekaragaman
Hayati SMA Kelas X Semester 1)


Oleh
SRI MULYANTO

Tanaman anggrek merupakan tumbuhan yang memiliki nilai ekonomis dan banyak digunakan sebagai tanaman hias. Keberadaan tumbuhan yang bernilai ekonomi tinggi merupakan daya tarik tersendiri bagi penggemar tanaman hias untuk berkunjung ke hutan pendidikan Tahura WAR. Sampai saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah spesies anggrek liar yang terdapat di Lampung terutama di Tahura WAR Oleh karena itu perlu dilakukan inventarisasi untuk mengetahui jenis-jenis angrek tumbuh di Gunung Pesawaran.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui spesies anggota Orchidales yang terdapat di Tahura Wan Abdulrahman Gunung Pesawaran dan dilaksanakan Agustus sampai dengan September 2008 bertempat di Tahura WAR hutan primer Gunung Pesawaran. Metode yang dilakukan adalah metode jelajah, menulusuri rute jalan setapak di Tahura WAR Gunung Pesawaran. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik eksplorasi dan dokumentasi.
Berdasar pengamatam yang telah dilakukan didapat 20 spesies anggrek liar yang terbagi dalam 15 genus. Spesies-spesies tersebut yaitu Acriopsis javanica, Agrostophyllum sp1, Agrostophyllum sp2, Apendiculata ramosa Bl.,Bijdr, Angraecum mahavahens, Bulbophyllum vaginatum (Lindl)Rchb,f,
Bulbophyllum sp, Calanthe sp, Coelegyne incrassata Bl Lindl, Dendrobium paniferum J.J.Sm , Eria oblitterata, Eria sp1, Eria sp2, Gastrochilus sororius, Nephelaphyllum tenuiflorum, Oncidium cebolleta, Phalaenopsis sumatrana-alba, Pholidota carnea (Bl.) Lindl., Pholidola chinensis Lindl, dan Spatoglotis sp.

Kata kunci: Inventarisasi orchidaceae, hutan primer Gunung Pesawaran, pengayaan materi.